Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah membuat keputusan muktamad dengan memutuskan pernikahan pasangan selebriti, Rizky Febian dan Mahalini Raharja pada 10 Mei 2024 yang lalu tidak sah di sisi undang-undang.
Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, H. Suryana, berkata satu rukun nikah tidak dipenuhi iaitu berkaitan dengan status wali pernikahan.
Dari hasil pemeriksaan, majlis hakim mengambil keputusan pernikahan yang dilaksanakan mendapati salah satu rukun nikah tidak terpenuhi.
Salah satunya adalah wali yang menikahkan mereka bukan wali yang berhak.
Menurut HibGlam, Suryana berkata wali nikah yang menikahkan Rizky dengan Mahalini adalah seorang ustaz tetapi pemilihan individu tersebut bertentangan dengan peraturan yang ditetapkan dalam undang-undang.
Setelah dia (Mahalini) mualaf kemudian bernikah, secara automatik memang orang tua pengantin perempuan juga bukan muslim, di situ bererti walinya bukan orang tuanya.
Dalam persidangan ditemukan fakta ternyata yang menikahkannya adalah seorang ustaz dan dia menikahkan dengan menamakan dirinya sebagai wali hakim.
Suryana turut menambah, berdasarkan peraturan Menteri Agama Nombor 30 Tahun 2005, wali hakim yang sah adalah pihak yang persetujui Menteri Agama dan didelegasikan pelaksanaannya oleh ketua setempat.
Menurut Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, wali dalam pernikahan terbahagi kepada dua jenis, iaitu wali nasab dan wali hakim.
Wali nasab adalah wali yang memiliki hubungan saudara dengan mempelai perempuan. Wali hakim pula digunakan dalam kes tertentu seperti pengantin perempuan tidak memiliki wali nasab atau wali nasab tidak diketahui keberadaannya.
Namun, dalam isu Rizky dan Mahalini, majlis hakim menemukan bahawa proses pengangkatan wali hakim tidak memenuhi kriteria undang-undang.
Suryana menegaskan keputusan pengadilan dilakukan mengikut prosedur undang-undang iaitu fakta persidangan dan aturan perundangan sedia ada.
Menurutnya lagi, Rizky Febian dan Mahalini harus mengikuti langkah berikutnya sama ada membuat semakan semula atau menjalani proses pernikahan sekali lagi mengikut ketetapan perundangan.